Sabtu, 27 Agustus 2016

CARA INPUT DATA LAPORAN KEUANGAN



Bagi penelitian Tugas Akhir yang berhubungan dengan data laporan keuangan, baik ICMD, Annual Report, maupun laporan keuangan, hal yang paling sulit adalah input data laporan keuangan. Input laporan keuangan membutuhkan ketelitian, ketepatan, dan kecermatan dalam memasukkan angka dari indikator/rasio/variabel yang digunakan. Kasus yang sering terjadi adalah ketika data diolah ke program SPSS atau sejenisnya, hasilnya tidak relevan dengan fakta/teori yang ada. Hal ini terjadi karena salah dalam menginput data (salah memasukkan angka yang tertera di laporan keuangan). Satu angka salah maka akan berdampak fatal dalam hasil pengolahannya nanti.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menginput data laporan keuangan di Excel: 
1.  Perhatikan jumlah sampel yang digunakan
2. Perhatikan rentang waktu pengamatan
3. Perhatikan variabel yang digunakan harus relevan dengan data laporan keuangan
4. Cara menginput data laporan keuangan yang benar di Excel

Masing-masing akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

Perhatikan jumlah sampel yang digunakan dan rentang waktu pengamatan
Dalam penelitian menggunakan data laporan keuangan yang go public, sampel ada namanya data time series dan data panel. Secara sederhana, data time series adalah data yang memiliki rentang periode (ex: 2010-2015). Sementara data panel adalah data yang terperinci dengan tidak hanya satu area/wilayah/perusahaan tapi terpeceh dengan beberapa bagian, misal menggunakan penelitian data wilayah Jawa Timur tapi per-kabupaten atau data penelitian per-subssektor dan dan sebagainya.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah sampel tidak dihitung dari jumlah perusahaan saja tapi juga dikaitkan dengan rentang waktu (periode) tahun pengamatan penelitian serta kriteria yang ditentukan.
Misalnya:
Teknik pengambilan sampel (sampling) yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel nonprobabilitas, yaitu teknik pengambilan sampel di mana setiap elemen dari populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Silalahi, 2009:259). Teknik nonprobabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgement sampling (teknik pengambilan sampel pertimbangan), yaitu pemilihan sampel yang sesuai dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu:
1.       Himpunan data berdasarkan laporan keuangan bank umum konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia.
2.      Perusahaan perbankan yang terdaftar tidak melakukan merger dan akuisisi. Hal ini bertujuan agar hasil perhitungan manajemen risiko dapat dibandingkan antara tahun yang satu dengan tahun yang lain.
3.      Perusahaan perbankan yang mempublikasikan laporan tahunan berturut-turut selama 4 tahun sesuai dengan periode penelitian yaitu pada tahun 2009-2012. Mengambil sample selama 4 tahun karena tahun-tahun tersebut merupakan tahun terbaru, dimana informasi yang didapat terbilang baru.
4.      Bukan merupakan bank asing. Tidak dilibatkannya bank asing dalam penelitian ini karena Bank Asing masih dinilai minim dalam penyaluran kredit, sehingga tidak relevan dengan variabel yang digunakan dalam penelitian.
5.      Bukan merupakan bank  syari’ah. Tidak dilibatkannya bank syari’ah karena prosedur manajemen risiko yang dilakukan tidak sama dengan bank konvensional sebagaimana yang diterapkan pada penelitian ini.
Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan perbankan yang go public dan terdaftar di Bank Indonesia dan  perusahaan yang un go public. Karena perusahaan perbankan yang un go public memikili karakteristik yang sama dengan perusahaan perbankan yang go public dimana aktivitas operasional perusahaan adalah dalam hal investasi dan pemberian kredit yang juga berpotensi mengalami masalah kredit macet dan likuidasi, sehingga kedua jenis bank tersebut memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.
Dengan kriteria tersebut, bagaimana cara menentukan sampelnya? Tahapan yang harus kita lakukan adalah:
a. Mendata/memasukkan seluruh daftar bank yang diamati 
b. Melakukan penyaringan sampel seperti contoh berikut:
Tabel Penyaringan Sampel:




No
Karakteristik
2009
2010
2011
2012
1
Jumlah Bank Persero
4
4
4
4
2
Jumlah BPD
26
26
26
26
3
Jumlah Bank Campuran
16
15
14
15
4
Jumlah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa
34
36
36
36
5
Jumlah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Non Devisa
31
30
30
30
6
Jumlah Bank Asing
10
10
10
10
Jumlah Bank
121
122
120
121
Jumlah Bank Umum Konvensional
115
111
109
110
Jumlah Bank Syariah
11
11
11
11

Jumlah BPD
26
26
26
26
Jumlah Bank (Tanpa Bank Asing dan Bank Syariah)
104
101
99
100
Jumlah Tanpa BPD
78
75
73
74

Perhatikan variabel yang digunakan harus relevan dengan data laporan keuangan

Setelah dilakukan penyaringan data maka perlu menginput variabel yang diamati. Jika variabel yang diamati menggunakan rumus formulasi maka perlu dipecah dulu masing-masing pengukuran dalam rumus yang digunakan. Setelah itu, ditempatan variabel pada kolom selanjutnya dengan kolom yang sudah disesuaikan perhitngan berdasarkan rumusnya.

Cara menginput data laporan keuangan yang benar di Excel

Cara menginput data laporan keuangan di excel harus benar karena itu akan menjadi barometer dalam menganalisa selanjutnya dengan program aplikasi statistik (SPSS, Eviews, dll). Cara input yang benar harus memperhatikan varibel dan indikator rasio yang digunakan.
Misal:
Perhitungan rasio CAR menurut Rivai (2007) adalah sebagai berikut:
          
 
Keterangan:
CAR     : Capital Adequacy Ratio (Rasio Kecukupan Modal)
Modal   : Jumlah ekuitas bank, berada pada laporan posisi keuangan konsolidasian
ATMR :  Aktiva Tertimbang Menurut Risiko, yang berada pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian, yang terdapat di bagian manajemen modal.

Berdasarkan contoh tersebut jika ingin menginput CAR maka yang diinput pertama adalah Modal dulu, lalu ATMR dan akumulasi perhitungan menjadi CAR (Contoh forma input data Laporan Keuangan Excel hubungi Kami)

Semoga Bermanfaat!!!

Senin, 22 Agustus 2016

Review Jurnal Chong M. Lau and Edmond W. Lim



THE EFFECTS OF PROSEDURAL JUSTICE AND EVALUATIVE STYLES ON THE RELATIONSHIP BETWEEN BUDGETARY PARTICIPATION AND PERFORMANCE
(PENGARUH PROSEDUR HUKUM DAN GAYA EVALUATIF PADA HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA)

Chong M. Lau and Edmond W. Lim


Pengantar
Penelitian ini membahas tentang bagaimana efek keadilan prosedural dan gaya evaluasi pada hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja. Lind and Tyler (1988) yang menyimpulkan bahwa keadilan prosedural itu mempengaruhi kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Evaluasi sistem kinerja organisasi melibatkan program dan persepsi bawahan mengenai keadilan prosedural yang dengan rumitnya dihubungkan pada efek perilaku dan kinerja bawahan.
Lau & Lim (2002) menyatakan bahwa untuk memeriksa interaksi keadilan prosedural dengan partisipasi dan tekanan anggaran untuk mempengaruhi kinerja bawahan. Secara spesifik menyelidiki efek dari partisipasi anggaran pada kinerja bawahan lebih kuat ketika keadilan prosedural rendah. Selain itu juga menyelidiki bahwa efek tersebut hanya pada saat situasi tekanan anggaran yang tinggi. Usulan ini terbagi menjadi 3 interaksi antara partisipasi anggaran, keadilan prosedural, dan tekanan anggaran mempengaruhi kinerja manajerial. Sampai sekarang, hubungan ketiganya belum pernah dibahas sebelumnya.
Gaya evaluatif pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jika bawahan dievaluasi oleh anggaran dengan penekanan gaya evaluatif tinggi, maka partisipasi anggaran juga tinggi sebelum peningkatan kinerja dapat dicapai. Penelitian ini mengusulkan bahwa keadilan prosedural dapat mempengaruhi hubungan antara penekanan anggaran, partisipasi dan kinerja manajerial. Secara khusus, penelitian ini bertujuan mengetahui efek positif dari partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dalam situasi penekanan anggaran yang tinggi dan tergantung pada sejauh mana keadilan prosedural. Selain itu, menyelidiki efek moderasi hanya ditemukan di situasi penekanan anggaran tinggi bukan dalam situasi penekanan anggaran yang rendah.
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh interaksi tiga arah yang signifikan antara penekanan anggaran, partisipasi anggaran, dan keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.

Metode Penelitian
            Penelitian ini menggunakan metode pengisian kuesioner. Terdiri dari tujuh puluh perusahaan manufaktur, masing-masing mempekerjakan lebih dari 100 karyawan. Kuesioner dikirimkan kepada 200 kepala fungsional. Dari 200 kuesioner hanya 83 yang bisa diproses, sebagian ada yang tidak merespon dan juga ada yang tidak valid. Dalam rangka untuk memastikan apakah bias non response ada, t -test dilakukan untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan memisahkan sampel menjadi dua bagian, pertama terdiri dari 50% tanggapan dan babak kedua yang terdiri dari 50% tanggapan terakhir yang diterima
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:
a.       Dalam situasi penekanan anggaran yang tinggi, terdapat secara signifikan dan interaksi dua arah yang negatif antara partisipasi anggaran dan keadilan prosedural yang mempengaruhi kinerja manajerial. Partisipasi anggaran lebih efektif dalam meningkatkan kinerja manajerial dalam situasi keadilan prosedural yang rendah dari pada dalam situasi keadilan prosedural yang tinggi.
b.      Dalam situasi penekanan anggaran yang rendah, partisipasi anggaran dan keadilan prosedural tidak saling berinteraksi untuk mempengaruhi kinerja manajerial.
Kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:

Three-Way Interaction Among Participation, Prosedural Justice and Budget Emphasis Affecting Performance.


Kesimpulan
Jadi hasil penelitian ini menunjukkan interaksi dua arah yang signifikan dan negatif antara keadilan prosedural dan partisipasi anggaran yang mempengaruhi kinerja manajerial untuk situasi penekanan anggaran yang tinggi. Dengan kata lain, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek tidak digeneralisasikan dengan situasi penekanan anggaran rendah.
Studi pada gaya evaluatif pengawasan sering menekankan pentingnya  partisipasi anggaran bawahan untuk meningkatkan kinerja manajerial. Secara khusus, para peneliti berpendapat bahwa dalam situasi penekanan anggaran yang tinggi, maka partisipasi anggaran yang tinggi diperlukan sebelum perbaikan kinerja dicapai. Penelitian ini mengusulkan bahwa persepsi keadilan prosedural bawahan dapat mempengaruhi efektivitas. Oleh karena itu, kebutuhan ini berpartisipasi dalam proses pengaturan anggaran. Secara khusus pula, untuk bawahan, yang merasa keadilan prosedural menjadi tinggi, anggaran partisipasi mungkin tidak menjadi faktor penting untuk meningkatkan kinerjanya. Sebaliknya, yang merasa keadilan prosedural menjadi rendah, partisipasi anggaran yang tinggi dapat menjadi faktor penting untuk meningkatkan kinerjanya.
Harapan ini didukung oleh hasil penelitian, bahwa pengaruh interaksi dua arah signifikan dan negatif antara prosedural keadilan dan partisipasi yang terhadap kinerja manajerial untuk situasi penekanan anggaran tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa efek ini tidak digeneralisasikan  dengan situasi penekanan anggaran rendah.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi penting. Dari perspektif praktis, dapat membantu manajemen puncak dalam desain dan implementasi lebih pada sistem kontrol yang efektif dan efisien. Mengingat keterlibatan bawahan dalam proses pengaturan anggaran dapat menjadi proses yang memakan waktu dan biaya yang besar, itu harus didorong hanya dalam situasi di mana keterlibatan bawahan bermanfaat bagi organisasi.  Selain itu, kesadaran bahwa keadilan prosedural yang tinggi mengurangi kebutuhan untuk partisipasi anggaran yang tinggi dapat mendorong manajemen puncak untuk mengadopsi lebih adil prosedur organisasi sebagai pengganti partisipasi anggaran yang tinggi. Namun demikian, Seperti studi empiris lain, penelitian ini mempunyai keterbatasan. Pertama, ada keterbatasan yang terkait dengan metode kuesioner survei. Kedua, penelitian ini telah terkonsentrasi hanya pada sektor manufaktur, generalisasi hasil industri lain harus dilakukan dengan hati-hati. Meskipun terdapat keterbatasan dalam penelitian ini, tapi penelitian ini memperluas penelitian dari penelitian sebelumnya pada keadilan prosedural ke area penting dari pengawasan gaya evaluatif dengan memasukkan dan mengevaluasi sistematis dampak dari keadilan prosedural dalam kinerja model gaya evaluatif.